Who Am I ?

who-am-i

Lahir dengan selamat dan sehat di rumah kakek 19 tahun yang lalu. Dibesarkan di lingkungan yang biasa-biasa saja dan jauh dari kata mewah. Ayah dan Ibu ku belum mendapatkan kerja tetap pada saat melahirkan ku, masih sering berpindah tempat kerja dan rumah pun belum lagi dibangun. Aku anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir enam dan empatbelas tahun kemudian. Lahir di lingkungan yang sulit membuat ku memahami satu hal, perjuangan orang tua ku yang begitu besar belum juga bisa ku bayar.

Lahir dalam lingkup generasi Y memang sangat merepotkan. Modernisasi yang mulai masuk ke Indonesia dan kemudahan akses teknologi yang ada membuat orang tua ku harus berjuang lebih menghidupi kebutuhan keluarga. Generasi ini berbeda dengan cerita kakek-nenek ku sewaktu muda dulu, pun begitu dengan ayah dan ibu ku, zaman telah berubah dan kebutuhan terus bertambah. Aku beruntung, aku lahir dari keluarga yang mengajarkan banyak hal mengenai kesabaran. Dan sejak dari kecil, aku di latih untuk itu.

Islam, adalah agama yang diturunkan orang tuaku padaku. Agama yang mengajarkanku banyak hal dan aku sangat bersyukur menjadi bagian dari agama yang Haq ini. Mungkin aku belum bisa mendengar ketika ayahku melantunkan adzan sewaktu mataku baru pertama kali melihat dunia ini. Namun, saat itulah aku bersaksi, bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Aku bangga menggunakan identitas ini. Dan aku mulai mempelajarinya hari demi hari.

Sejak kecil aku dibesarkan di lingkungan pendidikan yang Islami, dari mulai TK, SD, hingga SMP. Di sekolah itu pula, aku ditempa untuk membangun aqidah dan akhlak muslim yang baik. Berbeda saat aku di SMA, aku mulai memasuki dunia baru, aku masuk di sekolah umum negeri yang tidak ada embel-embel Islamnya. Awalnya merasa takut, karena khawatir tidak bisa beradaptasi disana, hingga akhirnya aku memahami hal yang baru lagi. Bahwa memiliki identitas seorang muslim, haruslah berbuat baik kepada sesama walaupun itu bukan dari golongan kita, toleransi dan adab aku dapatkan disana. Bukankah Rasulullah mengajarkan berbuat baik kepada semua makhluk?

Ya, perjalanan hidupku akan terus berlanjut, walaupun sempat merasa “gagal” di teknik dan akhirnya memutuskan untuk pindah haluan ke sosial-politik, tapi itu bukanlah suatu masalah, yang pasti, aku akan terus belajar akan identitas keislaman ini. Aku selalu bermimpi, umat Islam dapat bersatu di negeri ini, di negeri kita tercinta, Indonesia ini.

“Fal, Naufal !!”

Wah, sepertinya ada yang menyuruhku untuk berhenti menulis.

Baiklah, sudah saatnya berangkat

Oh iya, itu namaku, Naufal

 

***

Disuruh nulis sebelum TK JS. Dengan kecepatan kebut super cepat karena beberapa jam lagi sudah harus berangkat :’)

Pict From : http://www.wmfirstassembly.com/wp-content/uploads/2015/04/who-am-i.jpg

(Naufal)

Tinggalkan komentar